Untuk pertama kalinya, Network
Firewall muncul pada akhir era 1980-an sebagai perangkiat router yang digunakan
untuk memisahkan suatu network menjadi LAN yang lebih kecil. Penggunannya hanya
dimaksudkan untuk mengurangi masalah spill
over, peleburan data dari LAN ke seluruh jaringan yang mencegah berbagai
masalah semacam error pada manajemen jaringan dan lainnya. Sedangkan untuk
keperluan sekuriti, Firewall pertama kali digunakan pada awal dekade 1990-an,
berupa router IP dengan aturan filter tertentu seperti aturan perizinan dan
pencegahan untuk mengakses. Tetapi, terkadang firewall ini sulit diperuntukkan
untuk menggunakan aturan filter secara benar.
Fleksibilitas terdapat pada firewall
generasi berikutnya, yaitu firewall yang dibangun pada bastion hosts. Produk dari DEC adalah firewall komersial pertama
yang menggunakan filter dan gateway aplikasi, proxies, yang diciptakan oleh Brian Reid dengan timnya. Firewall ini didekasikan kepada
pelanggan pertamanya, yaitu sebuah perusahan kima besar di pantai timur AS pada
13 Juni 1991. Dalam beberapa bulan selanjutnya, security proxies dan tulisan ulang dari kode program firewall pun
diciptakan oleh Marcus Ranum, dan produk baru ini tersusun atas sebuah sistem
eksternal, gate keeper, sebagai
satu-satunya sistem yang dapat berhubungan dengan internet, sebuah filtering gateway, dan sebuah mailhub internal.
Pada tanggal 1 Oktober 1993, Trusted Information System (TIS) Firewall
Toolkit (FWTK) yang digunakan untuk keperluan eksperimen dan kalangan
industri serta pemerintahan, diluncurkan dalam bentuk source code ke komunitas internet. Di tahun berikutnya, Check Point menyusul dengan produknya,
Firewall-1 yang memperkenalkan user
friendliness.
Di waktu ini, Firewall yang
diaplikasikan di internet berupa autentifikasi pengguna yang kuat, yang dapat
diartikan sebagai usaha untuk meyakinkan keabsahan dari suatu indentitas.
Username dan password adalah salah satu jenis autentifikasi, tetapi bukanlah
autentifikasi yang kuat. Sekarang autentifikasi yang kuat menggunakian teknik
kriptografi sebagai mekanisme untuk mencegah reply attack.
Firewall lainnya adalah enkripsi
firewall-to-firewall yang diaplikasikan pada firewall ANS Interlock. Saat ini,
koneksi ini disebut sebagai VPN, Virtual
Private Network, karena menggunakan kriptografi. Dan dalam beberapa tahun
terakhir, firewall juga digunakan sebagai perangkan content screening. Virus scanner, URL screening, dan scanner
keyword merupakan aplikasi-aplikasi firewall ini. Walaupun banyak manfaatnya,
tetapi masih ada keraguan di kalangan administrator jaringan di dalam
pemanfaatannya yang menyagnkut performa sistem jaringan. Ada anggapan bahwa
penggunaan firewall berpotensi untuk menurunkan performa sistem secara signifikan,
tetapi tersedia juga solusi yang digunakan untuk menghantarkan Quality of Service oleh pengembangan
suatu add-on firewall
disebut flow control. Dan dimasa mendatang,
Firewall diprediksikan akan menjadi pusat pengaturan pada network maupun
internetwork.
Sumber:
0 comments:
Post a Comment